Welcome to the jungle


Selamat datang di blog IMUD, komunitas para penggemar turing roda dua di Balikpapan. Bebas tanpa ikatan namun lekat dalam persaudaraan. So, let's fire up the engine. Burn the wheels. Ride with pride and respect.

It's not about what you ride. It's not about what you wear. It's not about what you do. It's about BROTHERHOOD.

If you want to GO FAST, go alone.
If you want to GO FAR, GO TOGETHER
- Robin Jones Gunn -

























Tuesday, 4 March 2025

Jelajah Sulawesi 2025




Day 1, Kamis 23 Januari 

Selepas magrib 4 biker sudah berkumpul di Pelabuhan Semayang.  Ada bro Ikhsan dan ombro Alam dari ION Kaltim Balikpapan dengan Suzuki Inazuma 250, bro Ariskan Imuder Bontang dengan Kawasaki Ninja 250 oren kebanggaannya dan bro Dodo dengan Royal Enfield classic 350. Jadwal kapal Dharma Kencana V tujuan pelabuhan Donggala Sulteng, seharusnya berangkat jam 19.00 tapi info terakhir mundur menjadi jam 22.00. Sebelum masuk kapal para petugas mengecek tiap penumpang dan kendaraannya. Kali ini terlihat banyak grup pemotor yang menyeberang dengan kapal yang sama.  Ada rombongan Royal Rider, klub motor Royal Enfield. Sempat juga berbincang dengan beberapa biker dari Tasikmalaya yang mengendarai motor-motor klasiknya. Ada Royal Enfield classic 500, Norton, Xmax dan lain-lain. 

Akhirnya jam 22 Wita kapal meninggalkan Semayang. Kami di kamar kelas 3 berdelapan dengan para penumpang lain namun cukup nyaman. Overall kondisi kapal Dharma Kencana V sangat layak. 




Day 2, Jumat, 24 Januari 

Setelah berlayar kurang lebih 12 jam, sekitar pukul 10 kapal merapat di Pelabuhan Donggala. Dan perjalanan Jelajah Sulawesi 2025 resmi dimulai.

Tanpa buang waktu, dari Donggala kami langsung memacu kendaraan menuju Palu. Sepanjang perjalanan nampak banyak tambang batu gunung. Teringat kembali perjalanan 2017 lalu bersama brader IMUD. Keluar dari Palu menuju Parigi Moutong melawati jalur trans sulawesi “Kebun Kopi” yang naik turun berkelok kelok. Rehat makan siang yang agak kesorean di RM Rini Toboli menyantap ikan bakar. Lepas dari Toboli menyusuri jalan raya trans Sulawesi Parigi-Moutong. Nampak kanan kiri perkampungan Bali yang khas diselingi hamparan sawah dan kebun yang menghijau cukup menyejukan mata. Jalanan masih landai beraspal mulus. Sekitar jam 17 kami memasuki gerbang kota Poso. Karena hari keburu malam dan hujan, kami memutuskan menginap di kota Poso, di Losmen Alugoro. 

250 km telah dilalui hari ini.

Rm Rini di Toboli

Selamat datang di Poso



Day 3, Sabtu 25 Januari 2025

Pagi hari kami sudah siap meneruskan perjalanan ke arah Kendari, Sulawesi Tenggara. Namun belum diputuskan akan bermalam dimana. Cuaca pagi ini cukup sejuk karena semalam sempat diguyur hujan. Aspal masih basah di pusat kota Poso. Menuju Konawe Utara kami sempat menemukan tempat yang cukup menarik perhatian,  namannya Tikungan Mancanegara dengan gambar bendera mancanegara di dinding bukit. Di situ tertulis gambar dibuat oleh Adrian Galomba tertanggal 27 Desember 2018, mantan pelaut yang telah berkeliling dunia, sepertinya. Rehat sejenak di warung pinggir jalan puncak perbukitan di Taripa untuk mengisi perut dengan semangkuk mi rebus sambil memandang perkebunan kopi di lereng bukit. 

Sekitar jam  lima sore memasuki kawasan pabrik nikel Morowali. Karena bertepatan jam bubar karyawan pabrik dan juga pergantian shift sepertinya, maka kami pun terjebak di lautan para pekerja yang seperti tak habis-habisnya. Sore itu hujan mulai turun. Jalan utama yang hanya satu dan berlubang sana sini dipenuhi air hujan dan lumpur. Hingga lepas magrib kami baru keluar dari area pabrik. Ahhh legaaa….

Malam hari tiba di penginapan Amalia, Konawe Utara setelah hampir 500 km riding dari Poso.

Losmen Alegoro Poso


Titik 0 Poso




Tikungan mancanegara, Tampemadoro, Lage




Taripa




Islamic centre Morowali



Day 4, Minggu 26 Januari

Rute hari ini akan menempuh jarak sekitar 400 km.

Dari Konawe Utara menuju Kendari, ibu kota Sulawesi Tenggara melalui jalur pesisir poros Bungku Selatan  – Kendari sejauh 100an km. Tiba tengah hari di Kendari menyempatkan mengunjungi masjid terapung Al-Alam yang merupakan salah satu ikon kota Kendari. Dari kota Kendari harus keluar kota lagi hingga menuju arah ke Kolaka. Menjelang senja tiba di pantai Burung-burung dipinggir kota Kolaka. Sajian kopi hitam panas racikan kopi keliling “Kopi apa” menemani obrolan sambil menikmati sunset. Ternyata penjual kopinya masbro Ryan juga seorang biker. 

Kemudian lanjut perjalanan hingga tiba dan bermalam di hotel Hamkas Jaya di poros Lasuasua – Ranteangin, Kolaka Utara.


Penginapan Amalia Konawe Utara




Mesjid terapung Al Alam Kendari








Pantai burung-burung Kolaka



Day 5, Senin 27 Januari

Dari Kolaka menyusuri pantai menuju Tolala hingga ke Masamba. Memasuki jalan poros Malili – Batu Putih menembus hutan ke perbatasan Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan.  Jalan naik turun curam berbelok patah cukup ekstrim, sehingga tak jarang harus oper ke gigi 1. Mendekati tugu perbatasan ke arah Sulawesi Selatan disuguhi jalan raya beraspal mulus berkelok-kelok  melewati perbukitan dengan pemandangan yang menakjubkan. Tepat tengah hari tiba di perbatasan lalu rehat sejenak jepret sana sini mengabadikan moment. Sore hari mendekati kota Masamba hujan turun cukup deras. Diputuskan menginap malam ini di hotel Bukit Indah Masamba. Perjalanan hari ini menempuh hampir 390an km. Lumayan.





Perbatasan Sultra -Sulsel





Day 6, Selasa 28 Januari

Rencana hari ini rute cukup pendek mengunjungi kawasan wisata Ketekesu di Toraja. Dari gugel map terlihat ada jalur pintas ke arah Toraja tanpa melalui Palopo seperti biasanya, dengan jarak 90 km saja. Sekitar jam 9 pagi bergegas dari hotel menuju Rantepao. Jalanan aspal mulus hingga tiba di pertigaan pasar Batusitanduk, mbah gugel memberitahu untuk belok kanan. Maka putar baliklah mengikuti petunjuk. Ternyata aspal mulus hanya beberapa kilometer saja. Selebihnya jalan lama yang telah rusak. Ada yang menyarankan putar arah saja namun ada yang bilang bisa jalan terus. Akhirnya diputuskan tetap jalan terus walaupun masih ada sedikit keraguan.

Benar saja, makin jauh jalannya makin rusak campuran batu-batu gunung dan tanah liat, naik turun bukit, ditambah hujan turun. Lengkaplah sudah. Sempat beberapa kali si RE classic kesulitan dan akhirnya jatuh bego. Si Ninja oren sempat kehilangan HP. Akhirnya turun kembali berjalan kaki cukup jauh menuruni bukit. Alhamdulillan, HP dapat ditemukan lagi di jembatan kayu. Untungnya juga, kadang bertemu beberapa warga lokal yang melintas yang bersedia membantu. Setelah berjibaku sekitar 4 jam menaklukan jalur offroad yang cukup ekstrim, akhirnya bertemu jalur aspal mulus lagi mendekati Rantepao. Sekitar jam 3 sore tiba di Ketekesu. Langit nampak hitam. Dan hujan rintik mulai turun. Sebelum kemalaman segera menuju ke Makale untuk menginap.


Hotel Bukit Indah Masamba









Day 7, Rabu 29 Januari

Selepas sarapan pagi, dari wisma Karina, Makale Tana Toraja bersiap-siap menuju Malino. Rute hari ini melewati Enrekang, Sidrap, Sengkang, Sinjai hingga Malino. Jalanan aspal mulus berkelok kelok sejak dari Tana Toraja dengan pemandangan yang menyegarkan mata sangat mengasyikan. Sekitar jam 10an sampai di Rumah makan Gunung Nona Enrekang, salah satu spot favorit para biker jika lewat jalur ini. Kondisi warung cukup berbeda dengan ketika mampir di tempat ini 8 tahun lalu. Ada beberapa tambahan di sana sini. Namun pemandangan tetap sama. Tetap menakjubkan. 

Puas ngopi dan menikmati pemandangan, lanjut melewati jalur persawahan hijau Sidrap. Mendekati kota Sengkang, nampak di kejauhan danau tempe yang luas. Rehat makan siang dan menyempatkan mampir di masjid agung Sengkang yang berada tepat di seberang tugu titik Nol Sengkang. Dari Sengkang lanjut melewati pesisir pantai jalan poros Watampone – Sinjai. Ternyata jalan dari Sinjai menuju Malino cukup menantang melewati perkampungan dan perbukitan. 

Hari sudah malam dan hujan turun ketika memasuki puncak Malino di ketinggian sekitar 1600 mdpl. Banyak lubang di beberapa bagian ruas jalan membuat perjalanan mesti pelan dan sabar. Udara malam yang dingin ditambah hujan membuat perut yang belum terisi sejak makan siang makin keroncongan. Untunglah masih ada warung yang buka, walopun dengan menu yang seadanya. Waktu sudah menunjukan jam 22 lewat. Sekitar jam 23 akhirnya tiba di kota Malino. Sambil mencari penginapan di tengah hujan nampak ramai mobil wisatawan di sepanjang jalan.

Wisma Karina Makale

Good bye Toraja




Gunung Nona Enrekang





Titik 0 Sengkang



Day 8, 30 Januari

Tak terasa perjalanan sudah akan berakhir. Hari ini rute menuju Makasar yang berjarak sekitar 70an km saja. Sepanjang pagi cuaca Malino mendung. Hutan pinus kanan kiri jalan dan disekeliling penginapan diselimuti kabut. Menjelang keberangkatan malah hujan turun cukup deras. Akhirnya setelah makan siang barulah meninggalkan Malino menuju Makassar. Di Makassar kemudian  kami berpisah karena 3 orang rider lainnya Bro Iksan, omBro Alam dan Bro Ariskan masih akan melanjutkan perjalanan ke Tanjung Bira.




Malino 







Pelabuhan Pare-pare