Sudah
kesekian kalinya IMUD turing ke Tenggarong dan Samarinda. Tapi tentu saja di
setiap perjalanan turing tetap saja ada cerita yang berbeda walaupun jalan yang
dilalui tetap sama. Sebenarnya pegal-pegal hasil
perjalanan panjang awal Desember lalu ke Pontianak belumlah hilang
sepenuhnya, tapi sayang long weekend
kali ini dilewatkan begitu saja. Beberapa brother memang banyak yang tidak ikut
karena bertepatan dengan agenda liburan keluarga. Agenda kali ini hanya turing
santai sambil melihat jembatan baru Kukar yang sudah diresmikan soft openingnya 8 Desember lalu menggantikan jembatan lama yang ambruk beberapa waktu silam.
Hanya bertiga, Dodo –
Inazuma, Junaidi IMUD sejati – red tiger
dan Pakbro Edy- Pak RT dengan vixion yang full box, Sabtu 26 Desember
seperti biasa berkumpul di ruko Bhumi Nirwana sekitar jam 9 pagi dan langsung
gas ke Kotaraja Tenggarong dengan kecepatan santai. Kebetulan cuaca pagi sangat
cerah. Matahari pun bersinar cukup terik meski hari masih pagi. Lalu lintas
arah Samrinda dan Balikpapan cukup ramai. Mungkin karena bersamaan dengan libur
Natal. Seperti biasa, di km 54 ngopi rehat sejenak sambil sarapan.
Setengah sebelas perjalanan
di lanjutkan. Rute tidak melewati Loa Janan tetapi lewat Samarinda terlebih
dahulu karena Masbro Rudi Virang sudah menunggu untuk bergabung.
Menjelang tengah hari memasuki jembatan Mahakam. Arus lalu lintas
kota Samarinda cukup padat sehingga perjalanan cukup hati-hati dengan
kondisi kendaraan yang full box kanan kiri, apalagi si Injum yang bodinya sudah
semok. Memasuki Jl. Cendana hingga Antasari si Injum sempat kehilangan jejak
dua biker di depan karena sempat berhenti di apotik membeli obat. Ya, sejak
meninggalkan km 54 perut terasa melilit,,,,mungkin si maag kambuh. Di
perempatan lampu merah arah Air Hitam
terlihat 2 motor IMUD parkir di seberang jalan. Ah..akhirnya ketemu.
Ternyata si Virang sudah stand by. Tak menunggu lama langsung bergerak ke
Tenggarong karena Pakbro Widdi dan Masbro Bayu juga sudah di sana bersama
keluarga masing-masing.
Jalan raya beton menuju
Kotaraja Tenggarongi menggoda para biker
sedikit memacu kendaraan menuju Rumah Makan Tepian Pandan di tepi sungai Mahakam dimana Bro Widdi sudah menunggu. Terlihat di kejauhan jembatan cukup megah berwarna kuning membentang. Tiba di seberang ternyata Rumah Makan Tepian Pandan sudah pindah
lokasi. Sepanjang tepian Mahakam memang sedang ada proyek pembangunan. Setelah 3
kali bolak balik menyebrang jembatan
akhirnya ketemu juga Rumah Makan Tepian Pandan. Suasana siang itu ramai pengunjung sehingga cukup lama kami menunggu pesanan Jukut
(baca: ikan) bakar siap dihidangkan. Hingga selesai santap siang tak terlihat
masbro Bayu.
Kelar makan siang dan
istirahat, agenda berikutnya menuju rumah masbro Rudi “Virang” di perumahan
Bengkuring, Sempaja Samarinda. Di jalan Wahid Hasyim menyempatkan ke bengkel
untuk memperbaiki karburator si Red Tiger yang bermasalah sehingga bensin
mengucur terus. Wah… sepertinya waktunya ganti tunggangan nih. Cukup lama juga ngadem di
bengkel. Hampir maghrib tiba di rumah Masbro Rudi. Tak lama Bro Widdi menyusul.
Setelah menyantap makan
malam istimewa buatan nyonya Rudi, waktunya kembali ke Balikpapan. Tapi
sebelumnya menuju ke jl. Kartini untuk silaturahim dengan Pakbro Suparno –
rekan ION (Inazuma Owner Network) Kaltim. Lalu lintas malam minggu cukup padat.
Setelah bertukar cerita dan ditraktir sate Ali Sohor oleh Pakbro Suparno,
sekitar jam setengah sebelas lewat, biker IMUD mohon pamit. Melewati tepian
Mahakam cahaya lampion menerangi Samarinda. Sepeda motor pengunjung berderet
rapi di pinggir jalan.
No comments:
Post a Comment