18 April malam, 10 orang biker Imud
yang walaupun berbeda pilihan Capres memilih riding bareng meninggalkan hiruk pikuk
pemilu yang baru saja berlalu. Ada Pakbro Junaidi – Honda Tiger, Dodo – Suzuki Inazuma,
Bagus Saleh – CRF150, Rudi – Ninja250,
Eko – Yamaha MT25, Ali – Versys 250, Bayu – Z250, Edy – Nmax, Dikto – Nmax dan Pakbro Sunaryadi - MegaPro sang Road Captain. Selepas magrib tim menyebrang dengan
ferry dari Kariangau menuju Penajam. Tiket 35 ribu rupiah per motor. Sekitar
jam 9 malam tim meluncur menuju check point pertama di Batu Kajang untuk
bermalam.
Keesokan pagi sebelum jam 7 tim
sudah meninggalkan Batu Kajang. Deru suara motor para Imuder membelah udara
pagi yang dingin dan berkabut membuat perjalanan semakin mengasyikan. Tak lama
tim tiba di perbatasan Kaltim Kalsel untuk rehat sejenak sebelum kemudian
tancap gas lagi. Jalanan lumayan mulus tapi tetap berhati-hati karena di
beberapa titik banyak lubang. Beberapa kali para rider tak sempat menghindarinya.
Tiba di Tanjung sekitar jam 11 untuk refueling tunggangan. Menjelang tengah hari, tim sudah
memasuki Kandangan. Sebelum menunaikan sholat Jumat, sepiring ketupat kandangan
dan ikan haruan habis disantap. Segelas es teh mendinginkan hari yang panas.
Sesuai target, jam 5 sore tiba di
simpang empat Banjarbaru. Tak lama hujan pun turun. Menikmati kopi Killiney sambil
berbincang dengan Pakbro Rahmat - Kepala UPT Tahura Sultan Adam Mandiangin, Banjarbaru Kalsel yang sebelumnya sudah dikontak
oleh bro Rudi. Sempat terbesit rasa pesimis karena hujan. Tetapi info dari Pak
Rahmat tim tetap bisa naik dan berkemah sesuai rencana.
Begitu hujan reda tim menuju ke
Mandiangin dipandu oleh Pakbro Rahmat. Sebelum naik para Imuder dijamu makan malam
di kantor UPT Mandiangin. Wah IMUD merasa jadi tamu kehormatan jadinya. Sekitar jam 21.30 para Imuder
bergegas naik. Riding di pegunungan malam hari sungguh suatu pengalaman yang
berbeda. Sampai di area camping ground pertama puncak Tengger di ketinggian 356
mdpl sudah ada beberapa tenda yang berdiri. Makin malam semakin banyak orang
yang berdatangan.Suasana malam dari puncak Tengger
sangat menakjubkan. Di kejauhan nampak kerlap kerip lampu kota Banjarbaru.
Langit cukup cerah disinari rembulan. Kabut putih mulai merayap naik. Api
unggunpun akhirnya menyala setelah berjibaku sekian lama. Kopi dan mi rebus pun
dihidangkan. Ada juga yang terlelap tidur.
Tak terasa subuh menjelang.
Semburat jingga di ufuk timur mulai terlihat. Sungguh pemandangan yang indah tiada tara. Seorang Imuder bilang,
mungkin Tuhan sedang tersenyum ketika menciptakan Mandiangin.
|
Pelabuhan Ferry Kariangau |
|
Hotel Iman Batu Kajang |
Sabtu pagi, sebelum meninggalkan
Mandiangin menyempatkan naik ke puncak Repeater, begitu orang menyebutnya
karena di sana terdapat pemancar radio. Berada di ketinggian 455 mdpl, puncak Repeater
merupakan destinasi utama selain puncak Tengger untuk berkemah sekaligus
menikmati panorama. Di kejauhan terlihat bendungan riam kanan dan juga riam
kiwa. Angin terasa lebih kencang dibandingkan puncak Tengger. Karena itulah kenapa
dinamakan puncak “mandiangin”….mungkin lho.
Selain dua puncak favorit Tengger
dan Repeater, masih ada Mandin atau air terjun, pesanggrahan Belanda, penangkaran
rusa, agrowisata, kolam Belanda, kebun botani dan juga plaza mandiangin. Sayang
karena waktu yang terbatas para Imuder belum sempat mengunjunginya.
Rute pulang kali ini melalui
jalur Martapura menuju Amuntai untuk bermalam. Sepanjang jalan langit mendung. Menjelang
siang hujan pun turun. Hingga memasuki kota Amuntai sekitar jam 17 hujan terus
mengguyur.
Minggu pagi 21 April, cuaca cukup
cerah tim bersiap menuju Balikpapan. Seperti biasa makan siang di warung gandul
favorit para peturing, di simpang Kuaro. Lanjut gas hingga pelabuhan ferry
Penajam sekitar jam 16. Alhamdulillah memasuki waktu maghrib tim tiba dengan
selamat di Balikpapan.
|
Briefing di Hote Balqis |
|
Bebek-bebek alabiu |
|
Wajah hepi...besok kerja lagi |
Mission accomplished.
Well done brothers!
3 comments:
Tjakeeeep... !!!
Kereeen banget
Mantab banget..
Pantas dapet bintang IMUD BIKER...
KAPAN jersey IMUD yg baru dicetak lagi..
Ingat pak Pramono pesan sesuai ukuran..
Post a Comment