Welcome to the jungle


Selamat datang di blog IMUD, komunitas para penggemar turing roda dua di Balikpapan. Bebas tanpa ikatan namun lekat dalam persaudaraan. So, let's fire up the engine. Burn the wheels. Ride with pride and respect.

It's not about what you ride. It's not about what you wear. It's not about what you do. It's about BROTHERHOOD.

If you want to GO FAST, go alone.
If you want to GO FAR, GO TOGETHER
- Robin Jones Gunn -

























Wednesday 30 December 2015

Turing Sehari Tenggarong - Samarinda

Sudah kesekian kalinya IMUD turing ke Tenggarong dan Samarinda. Tapi tentu saja di setiap perjalanan turing tetap saja ada cerita yang berbeda walaupun jalan yang dilalui tetap sama. Sebenarnya pegal-pegal hasil perjalanan panjang awal Desember lalu ke Pontianak belumlah hilang sepenuhnya,  tapi sayang long weekend kali ini dilewatkan begitu saja. Beberapa brother memang banyak yang tidak ikut karena bertepatan dengan agenda liburan keluarga. Agenda kali ini hanya turing santai sambil melihat jembatan baru Kukar yang sudah diresmikan soft openingnya 8 Desember lalu menggantikan jembatan lama yang ambruk beberapa waktu silam.

Hanya bertiga, Dodo – Inazuma, Junaidi IMUD sejati – red tiger  dan Pakbro Edy- Pak RT dengan vixion yang full box, Sabtu 26 Desember seperti biasa berkumpul di ruko Bhumi Nirwana sekitar jam 9 pagi dan langsung gas ke Kotaraja Tenggarong dengan kecepatan santai. Kebetulan cuaca pagi sangat cerah. Matahari pun bersinar cukup terik meski hari masih pagi. Lalu lintas arah Samrinda dan Balikpapan cukup ramai. Mungkin karena bersamaan dengan libur Natal. Seperti biasa, di km 54 ngopi rehat sejenak sambil sarapan. 

Setengah sebelas perjalanan di lanjutkan. Rute tidak melewati Loa Janan tetapi lewat Samarinda terlebih dahulu karena Masbro Rudi Virang sudah menunggu untuk bergabung. Menjelang tengah hari memasuki jembatan Mahakam. Arus lalu lintas kota Samarinda cukup padat sehingga perjalanan cukup hati-hati dengan kondisi kendaraan yang full box kanan kiri, apalagi si Injum yang bodinya sudah semok. Memasuki Jl. Cendana hingga Antasari si Injum sempat kehilangan jejak dua biker di depan karena sempat berhenti di apotik membeli obat. Ya, sejak meninggalkan km 54 perut terasa melilit,,,,mungkin si maag kambuh. Di perempatan lampu merah arah Air Hitam  terlihat 2 motor IMUD parkir di seberang jalan. Ah..akhirnya ketemu. Ternyata si Virang sudah stand by. Tak menunggu lama langsung bergerak ke Tenggarong karena Pakbro Widdi dan Masbro Bayu juga sudah di sana bersama keluarga masing-masing.

Jalan raya beton menuju Kotaraja Tenggarongi  menggoda para biker sedikit memacu kendaraan menuju Rumah Makan Tepian Pandan di tepi sungai Mahakam dimana Bro Widdi sudah menunggu. Terlihat di kejauhan jembatan cukup megah berwarna kuning membentang.  Tiba di seberang ternyata Rumah Makan Tepian Pandan sudah pindah lokasi. Sepanjang tepian Mahakam memang sedang ada proyek pembangunan. Setelah 3 kali  bolak balik menyebrang jembatan akhirnya ketemu juga Rumah Makan Tepian Pandan. Suasana siang itu ramai pengunjung sehingga cukup lama kami menunggu pesanan Jukut (baca: ikan) bakar siap dihidangkan.  Hingga selesai santap siang tak terlihat masbro Bayu.

Kelar makan siang dan istirahat, agenda berikutnya menuju rumah masbro Rudi “Virang” di perumahan Bengkuring, Sempaja Samarinda. Di jalan Wahid Hasyim menyempatkan ke bengkel untuk memperbaiki karburator si Red Tiger yang bermasalah sehingga bensin mengucur terus. Wah… sepertinya waktunya ganti tunggangan nih. Cukup lama juga ngadem di bengkel. Hampir maghrib tiba di rumah Masbro Rudi. Tak lama Bro Widdi menyusul.

Setelah menyantap makan malam istimewa buatan nyonya Rudi, waktunya kembali ke Balikpapan. Tapi sebelumnya menuju ke jl. Kartini untuk silaturahim dengan Pakbro Suparno – rekan ION (Inazuma Owner Network) Kaltim. Lalu lintas malam minggu cukup padat. Setelah bertukar cerita dan ditraktir sate Ali Sohor oleh Pakbro Suparno, sekitar jam setengah sebelas lewat, biker IMUD mohon pamit. Melewati tepian Mahakam cahaya lampion menerangi  Samarinda. Sepeda motor pengunjung berderet rapi di pinggir jalan.

Jalan raya malam hari Samarinda Balikpapan cukup lengang, sehingga cukup leluasa untuk menarik gas. Tak terasa hampir dua jam perjalanan. Tiba di Ruko Bhumi Nirwana jarum jam menunjukkan pukul satu dini hari. Alhamdulillah.

















Monday 7 December 2015

BORNEO EXPLORIDE 2015





Day 1, Sabtu 28 November

Dan perjalanan turing yang telah lama di nanti pun tiba. Jam 6 pagi di iringi hujan rintik-rintik 10 biker IMUD telah berkumpul di pelabuhan ferry Kariangau. Junaidi Imud sejati 60 – Honda Tiger, Dodo – Suzuki Inazuma, Widdi – Honda Tiger, Sunaryadi – Honda MegaPro, Wariyono – Honda Tiger, Hapani – Honda Tiger, Suraji – Yamaha Vixion, Rudy –Yamaha Vixion, Dadan – Yamaha Byson, dan Bayu – Kawasaki Z250. Jam 6.30 kapal ferry menuju ke Penajam di berangkatkan. Terlihat Pakbro Edy dan masbro Agus juga turut melepas. Thanks bro. Briefing singkat oleh Pak Bro Junaidi di lakukan di dalam kapal.


Sandar di pelabuhan Penajam tanpa buang waktu langsung gas menuju etape pertama, Buntok – Kalteng. Rehat sejenak di gunung Rambutan tuk melemaskan otot dan meluruskan punggung. Seperti tahun-tahun sebelumnya, jalanan arah perbatasan Kaltim Kalsel masih tetap sama. Lubang menganga di sana sini siap menjebak biker yang kurang waspada. Berbanding terbalik dengan sisi Kalsel yang sangat mulus walaupun hanya dipisahkan gapura penanda batas.  Memasuki wilayah Kalsel aspal mulus memanjakan biker dan sejenak lupa akan aspal jalanan Kaltim yang penuh lubang itu hingga waktu makan siang di warung Rawa Pening, Tanjung – Kalsel sekira jam 13.40. Sesuai jadwal, menjelang maghrib  tim tiba di Hotel Anna Buntok - Kalteng untuk istirahat dan bermalam. Yang unik, di Buntok dan sekitarnya walaupun tak banyak terdapat stasiun pompa bensin Pertamina tapi banyak terdapat Pom Bensin Mini atau Pertamini. Walaupun eceran tapi sedikit lebih modern dan safety dengan tampilan  yang menarik dibandingkan dengan penjual bensin eceran umumnya.







briefing di atas ferry bpn-penajam



rehat @ gn.Rambutan




Biker sholeh, Tanjung - Kalsel

Hotel Anna - Buntok, Kalteng





Day 2, Minggu 29 November

Start jam 8 waktu Buntok. Cuaca cerah. Selepas briefing singkat dan berdoa tim meninggalkan Buntok untuk menuju pemberhentian selanjutnya. Di daerah Timpah kurang lebih 100 km arah Palangka Raya rehat sejenak di RM Permata Intan sekaligus sarapan. Memasuki jembatan Kahayan Pontianak tepat tengah hari untuk mengisi fuel kendaraan dan santap siang di RM Barabai di Jl,Tjilik Riwut. Tiba-tiba braakk...terjadi insiden. Sebuah Avanza yang sedang melaju menabrak bagian belakang sebuah mobil pick-up di depannya. Seketika pick-up terbalik ke pinggir jalan raya, Beberapa orang segera berlari membantu termasuk brothers IMUD. Syukurlah tak ada cedera serius. Tak lama kemudian tim melanjutkan perjalanan. Di sepanjang jalur perjalanan masih terlihat sisa sisa hutan yang terbakar.

Asik menikmati perjalanan, tiba-tiba Masbro Wariyono menyenggol pambatas jalan. Apesnya, ini terjadi tepat di depan pos jaga Polres Katingan. Seketika Pak Polisi keluar dan menghentikan kendaraan. Syukurlah, Pak Polisi hanya sedikit memberi wejangan agar lebih berhati-hati di jalanan. Siap laksanakan! Tiba waktu magrib tim sudah memasuki Sampit. Kembali rehat sambil minum kopi dan bubur kacang ijo di cafe Adit depan kantor Bupati Sampit.

Tiba di simpang Bangkal km 64 untuk rehat kembali memulihkan tenaga kemudian lanjut hingga makan malam yang kemalaman di RM Lesehan Bu Lastri di Pambuang sekitar jam 22.30. Karena waktu sudah menunjukkan jam 24.00 dan sudah lelah, diputuskan untuk bermalam di penginapan Dua Putri, Pangkalan Banteng.




aspal mulus Buntok - Palangkaraya

Jembatan Kalahien








Sisa-sisa kebakaran hutan





maksi @ rm Barabai, jl.Tjilik Riwut







Bro Wariyono di kasih wejangan Pak Polisi Katingan


@ Sampit

@ RM BU Lastri -  Pambuang


Day 3, Senin 30 November

Dari penginapan Dua Putri, perjalanan dilanjutkan kembali sekitar jam 7 pagi, Matahari bersinar cerah. Setelah menyanatap soto plus bonus krupuk sebagai sarapan pagi  yang agak kesiangan di Pangkalan Lada dilanjutkan hingga makan siang di RM Aluna Kec. Delang.Pakbro Widdi menyempatkan ke bengkel terdekat untuk memperbaiki roda belakang Honda Tiger-nya. Jalan raya lebar beraspal mulus membelah perkebunan sawit dan karet.   

Memasuki jam 16 tim tiba di perbatasan Kalteng Kalbar, langsung saja jeprat jepret sambil update status, walau sinyal HP kembang kempis. Menjelang sore langit berubah mendung. Kadang hujan tiba-tiba kering lagi. Basah dan kegerahan, tim rehat di sebuah rumah makan simpang empat Kumai. Terdengar alunan dangdut dari truk yang sedang parkir. Goyang maang...asiiik. Lelah hilang, perjalanan dilanjutkan sampai di WMC - Warung Makan Cinta, Balai Berkuak 80 km arah Tayan, untuk makan malam. Sekitar jam 11-an malam tiba di pelabuhan Tayan untuk menyeberang. Air sungai yang sedang surut membuat posisi jembatan ke kapal jadi lebih curam. Apalagi lebar jembatan hanya pas buat satu sepeda motor dan basah. Menyeberang dengan sepeda motor full bagasi seperti ini, hilang keseimbangan sedikit saja bisa oleng dan kecebur sungai. Kalo dipikir-pikir serem juga. Karena sudah mengantuk dan lelah perjalanan ke Pontianak di tunda dulu. Malam ini menginap di Hotel Hujan Emas, Tayan untuk beristirahat. Total 526 km telah ditempuh hari ini.




penginapan @ Pangkalan Banteng

isi logistic di Pangkalan Lada



Perbaikan roda si Tiger Revo Pakbro Widi


Perbatasan Kalteng-Kalbar



Menyeberang sungai Tayan




Day 4, Selasa 1 Desember

Jarak Tayan - Pontianak sekitar 115km saja. Jam 9.30 tim berangkat ke Pontianak. Kabarnya adik Pakbro Widdi sudah meyiapkan hidangan istimewa di sana. Sebelum berangkat, seperti biasa briefing singkat dahulu. Tapi kali ini ada sesi energyzer dari masbro Rudi buat memompa semangat tim. Di Pontianak berjumpa dengan bro Alfian yang memandu hingga ke rumah tujuan. Tanpa basa basi, Bubur Pontianak Pak Ngah langsung di santap, Alhamdulillah.

Menuju ke penginapan di Hotel Garuda, kawasan jl.Gajah Mada menyempatkan untuk mampir ke One Shop, pusat perlengkapan biker di Pontianak.

Hotel Hujan Emas, Tayan - Kalbar



@ Pontianak


Day 5, Rabu 2 Desember

Hari ini adalah hari khusus untuk menikmati kota Pontianak. Dari perbincangan dengan petugas Hotel, kawasan depan hotel termasuk daerah lalu lintas terpadat di Pontianak. Pantas saja, sore hari kendaraan sangat padat melintas. Ditambah lagi perilaku berlalu lintas warganya yang cenderung kurang tertib. Salah satunya ketika berhenti di lampu merah, sepeda motor tanpa merasa bersalah berhenti jauh di depan garis penyeberangan. Dan sepertinya hal itu sudah lazim. Dari cerita abang penjual kopi di gang samping hotel, kawasan ini ternyata termasuk red zone, tempatnya orang mencari hiburan malam. Hmm....pantas saja....

Sarapan pagi di rumah Mas Didi Suhendi rekan kerja bro Bayu di TEPI, di daerah Podomoro. Menunya krupuk basah khas Kapuas dan bubur Ponti. Kemudian ke keraton Kadriah yang didirikan oleh Sultan Syarif Abdurahman Alkadrie pada tahun 1771. Setelah itu ke tujuan utama turing kali ini yaitu Tugu Khatulistiwa. Tugu ini pertama kali dibangun oleh seorang ahli geografi Belanda pada tahun 1928 yang melakukan ekspedisi internasional untuk menentukan titik/tonggak garis equator di Pontianak. Setelah melalui beberapa renovasi, tugu tersebut diresmikan oleh gubernur Kalimantan Barat, Parjoko Suryokusumo pada tanggal 21 September 1991. Tulisan 109020’00’’ OLVGR menunjukkan letak tugu  khatulistiwa pada garis bujur Timur. Pada tanggal 21-22 Maret dan 23 September setiap tahunnya, benda-benda yang berada di sekitar tugu tidak ada bayangannya. 

Yang lebih istimewa adalah IMUD mendapatkan Certificate of Equator Crossing atau Piagam Perlintasan Khatulistiwa yang tidak didapatkan oleh setiap pengunjung. Boleh dong sedikit berbangga.



Hotel Garuda, Jl.Gajah Mada Pontianak











Menyantap bubur ponti @ rumah Bro Alfian






Istana Kadriah





Tugu Khatulistiwa
  





Certificate of Equatorial Crossing



berburu kopi


 



Day 6, Kamis 3 Desember

Waktunya bersiap-siap pulang ke Balikpapan. Cuaca sangat cerah.  Start dari hotel jam 6.45 menuju Tayan untuk menyebrang dengan KMP Saluang. Jam 12 siang singgah di WR  Cinta lagi untuk makan siang. Menjelang sore hujan mulai turun. Di Nanga Tayap kembali mengisi fuel untuk persiapan karena setelah itu tidak ada lagi stasiun pompa bensin. Mungkin karena stamina sudah menurun, hampir semua biker terserang wabah ngantuk sehingga terpaksa berhenti di tengah perjalanan untuk sekedar memejamkan mata. Uyuh banar.

Baru jam 18.30 tim tiba diperbatasan Kalbar Kalteng kemudian lanjut hingga masuk hotel di Lamandau hampir tengah malam. Thanks buat para biker Lamandau, YVCI, Ninja, R25 yang menjemput dan mengawal hingga hotel.














WMC-Warung Makan Cinta, Balai Berkuak

Exhausted




Day 7, Jumat 4 Desember

Dari hotel Putri Tunggal Lamandau, tim berangkat dipandu oleh masbro HMPC Pangkalan Bun rekan Pakbro Sunarjadi. Tak lupa sholat Jumat sekaligus makan siang di Pangkalan Lada. Siang itu ramai sekali...o ternyata sedang ada kampanye pemilukada. Sedikit ada masalah dengan gear  Honda Tiger bro Hapani, sehingga diputuskan reparasi ke bengkel terdekat di Pangkalan Banteng. Kemudian Berlanjut hingga makan malam di RM Kayu Manis Sampit. Rupanya beberap biker Sampit juga menyempatkan diri menyambangi. Thanks bro. Tak dinyana, di tengah malam buta di tengah perjalanan rantai tunggangan Bro Hapani putus. Untung saja ada rantai milik MegaPro Pakbro Sunarjadi. Bro Hapani dibantu Bro Bayu dan Dadan yang dengan sigap membantu. Good job brothers. 

Kelelahan dan ngantuk berat, terpaksa tim tidak melanjutkan ke Palangka Raya. Untung saja diperbolehkan menginap di RM Empat Saudara di jl.Tjilik Riwut km 19 Kereng Pangi. Walau cuma beralas karpet tanpa kasur semua langsung tertidur pulas.











Rantai si macan putus





Kereng Pangi


Day 8, Sabtu 5 Desember

Target tiba di Balikpapan paling lambat hari Minggu pagi telah ditetapkan, apapun resikonya. Dengan tenaga dan semangat yang tersisa, jam 6.00 matahari telah bersinar terang dan para biker sudah siap melanjutkan ke etape terakhir. Kali ini riding akan dilakukan secara marathon. Tanpa mandi apalagi gosok gigi tim meluncur secepatnya. Tiba di Palangka Raya Tiger masbro Hapani langsung ganti gear set sekaligus menumpang mandi di mesjid Al Falah. Rehat di RM Srinida Timpah. Masuk Tanjung hari sudah malam dan hujan. Warung makan sudah tutup. Beruntung ada mesjid. Makan nasi goreng bungkus di tengah hujan deras di teras mesjid sangat nikmat. Sambil menuju hujan reda, menyempatkan diri untuk sholat dan tidur sejenak. Hampir tepat tengah malam di tengah hujan rintik perjalanan dilanjutkan. O ya...tak lupa terima kasih dan maaf buat pengurus mesjid apabila mesjid jadi sedikit kotor.

Minggu dini hari masuk di perbatasan Kalsel Kaltim. Jalanan basah, mata ngantuk dan lelah ditambah jalanan yang berlubang di sana sini membuat perjalanan agak terhambat. Tak kuat menahan ngantuk beberapa biker berhenti di mesjid di Batu Sopang menjelang subuh. Beberapa rehat di Muara Komam dan Pakbro Jun bahkan di Long Kali. Pagi hari bertemu di Warung Gandul Kuaro untuk sarapan pagi sebelum lanjut hingga di pelabuhan ferry Penajam. Di sana Pakbro Jun sudah menunggu. Hampir tengah hari akhirnya sandar di Kariangau. Balikpapan...here we come. Alhamdulillah, tim tiba dengan selamat walau ada rantai putus, spakbor lepas dan braket box yang patah.

Jarak tempuh menunjukkan 3,300 km lebih. 
This is what we call a real adventure. Congratulation brothers.

Dini hari di perbatsan Kalsel Kaltim




Yess....kita bisa!




O ya....mau tahu asiknya jalur turing Kalimantan, simak video berikut ini




    





The Team



Junaidi



Dodo: Perjalanan menuju tugu Khatulistiwa sungguh luar biasa, tapi petualangan sesungguhnya baru dimulai ketika pulang.

Bayu: Urutan hanyalah nomor, tujuan adalah sama, dan semua adalah JUARA


Rudi

Suraji: Saling silih  berganti cuaca extrim, panas  terik hujan & angin tdk dapat menyurutkan niat kami di dlm kebersamaan menaklukan jarak tempuh turing yg sanga jauh ini,
Wariyono: Niat, rasa kebersamaan, rasa kantuk, lelah, rasa nikmat, tetap fokus...dgn jarak tempuh touring yg sangat jauh.

Sunaryadi: Selama ikut turing baru kali ini jarak terjauh dan semangat gotong royong yg kuat akhirnya problem teratasi.

Widdi

Hapani
Dadan