Welcome to the jungle


Selamat datang di blog IMUD, komunitas para penggemar turing roda dua di Balikpapan. Bebas tanpa ikatan namun lekat dalam persaudaraan. So, let's fire up the engine. Burn the wheels. Ride with pride and respect.

It's not about what you ride. It's not about what you wear. It's not about what you do. It's about BROTHERHOOD.

If you want to GO FAST, go alone.
If you want to GO FAR, GO TOGETHER
- Robin Jones Gunn -

























Tuesday 23 April 2019

IMUD Exploride 2019: Mandiangin



 
18 April malam, 10 orang biker Imud yang walaupun berbeda pilihan Capres memilih riding bareng meninggalkan hiruk pikuk pemilu yang baru saja berlalu. Ada Pakbro Junaidi – Honda Tiger, Dodo – Suzuki Inazuma, Bagus Saleh – CRF150,  Rudi – Ninja250, Eko – Yamaha MT25, Ali – Versys 250, Bayu – Z250, Edy – Nmax, Dikto – Nmax dan Pakbro Sunaryadi - MegaPro sang Road Captain. Selepas magrib tim menyebrang dengan ferry dari Kariangau menuju Penajam. Tiket 35 ribu rupiah per motor. Sekitar jam 9 malam tim meluncur menuju check point pertama di Batu Kajang untuk bermalam. 

Keesokan pagi sebelum jam 7 tim sudah meninggalkan Batu Kajang. Deru suara motor para Imuder membelah udara pagi yang dingin dan berkabut membuat perjalanan semakin mengasyikan. Tak lama tim tiba di perbatasan Kaltim Kalsel untuk rehat sejenak sebelum kemudian tancap gas lagi. Jalanan lumayan mulus tapi tetap berhati-hati karena di beberapa titik banyak lubang. Beberapa kali para rider tak sempat menghindarinya. Tiba di Tanjung sekitar jam 11 untuk refueling tunggangan. Menjelang tengah hari, tim sudah memasuki Kandangan. Sebelum menunaikan sholat Jumat, sepiring ketupat kandangan dan ikan haruan habis disantap. Segelas es teh mendinginkan hari yang panas.
Sesuai target, jam 5 sore tiba di simpang empat Banjarbaru. Tak lama hujan pun turun. Menikmati kopi Killiney sambil berbincang dengan Pakbro Rahmat - Kepala UPT Tahura Sultan Adam Mandiangin, Banjarbaru Kalsel yang sebelumnya sudah dikontak oleh bro Rudi. Sempat terbesit rasa pesimis karena hujan. Tetapi info dari Pak Rahmat tim tetap bisa naik dan berkemah sesuai rencana. 

Begitu hujan reda tim menuju ke Mandiangin dipandu oleh Pakbro Rahmat. Sebelum naik para Imuder dijamu makan malam di kantor UPT Mandiangin. Wah IMUD merasa jadi tamu kehormatan jadinya. Sekitar jam 21.30 para Imuder bergegas naik. Riding di pegunungan malam hari sungguh suatu pengalaman yang berbeda. Sampai di area camping ground pertama puncak Tengger di ketinggian 356 mdpl sudah ada beberapa tenda yang berdiri. Makin malam semakin banyak orang yang berdatangan.Suasana malam dari puncak Tengger sangat menakjubkan. Di kejauhan nampak kerlap kerip lampu kota Banjarbaru. Langit cukup cerah disinari rembulan. Kabut putih mulai merayap naik. Api unggunpun akhirnya menyala setelah berjibaku sekian lama. Kopi dan mi rebus pun dihidangkan. Ada juga yang terlelap tidur. 

Tak terasa subuh menjelang. Semburat jingga di ufuk timur mulai terlihat. Sungguh pemandangan  yang indah tiada tara. Seorang Imuder bilang, mungkin Tuhan sedang tersenyum ketika menciptakan Mandiangin.



Pelabuhan Ferry Kariangau


Hotel Iman Batu Kajang
 







 



Sabtu pagi, sebelum meninggalkan Mandiangin menyempatkan naik ke puncak Repeater, begitu orang menyebutnya karena di sana terdapat pemancar radio. Berada di ketinggian 455 mdpl, puncak Repeater merupakan destinasi utama selain puncak Tengger untuk berkemah sekaligus menikmati panorama. Di kejauhan terlihat bendungan riam kanan dan juga riam kiwa. Angin terasa lebih kencang dibandingkan puncak Tengger. Karena itulah kenapa dinamakan puncak “mandiangin”….mungkin lho.
Selain dua puncak favorit Tengger dan Repeater, masih ada Mandin atau air terjun, pesanggrahan Belanda, penangkaran rusa, agrowisata, kolam Belanda, kebun botani dan juga plaza mandiangin. Sayang karena waktu yang terbatas para Imuder belum sempat mengunjunginya.
Sebelum berpisah dan sebagai ucapan terima kasih kepada Pakbro Rahmat dan tim yang telah menjamu para Imuder dengan luar biasa, sekaligus bentuk kepedulian terhadap lingkungan, IMUD tergerak  mengadopsi bibit pohon untuk ditanam di tahura Mandiangin. Semoga ke depan wisata Mandiangin makin maju.

 





Puncak Tengger









Puncak Repeater
Kompak bersama Pakbro Rahmat








Mengatasi masalah tanpa masalah


 
Rute pulang kali ini melalui jalur Martapura menuju Amuntai untuk bermalam. Sepanjang jalan langit mendung. Menjelang siang hujan pun turun. Hingga memasuki kota Amuntai sekitar jam 17 hujan terus mengguyur.
Minggu pagi 21 April, cuaca cukup cerah tim bersiap menuju Balikpapan. Seperti biasa makan siang di warung gandul favorit para peturing, di simpang Kuaro. Lanjut gas hingga pelabuhan ferry Penajam sekitar jam 16. Alhamdulillah memasuki waktu maghrib tim tiba dengan selamat di Balikpapan.  



Briefing di Hote Balqis


Bebek-bebek alabiu


Wajah hepi...besok kerja lagi

  
Mission accomplished.
Well done brothers!







3 comments:

Oomdiet said...

Tjakeeeep... !!!

Dedih DURAHMAN said...

Kereeen banget

Achmad (Marine Offshore) said...

Mantab banget..


Pantas dapet bintang IMUD BIKER...


KAPAN jersey IMUD yg baru dicetak lagi..
Ingat pak Pramono pesan sesuai ukuran..